Rabu, 10 April 2013

Kesehatan Reproduksi Remaja




Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi , fungsi serta prosesnya.Sedangkan kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Definisi kesehatan reproduksi menurut hasil ICPD 1994 di Kairo adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi  dan fungsi dan proses. 

Kesehatn reproduksi ini mencakup tentang hal-hal sebagai berikut: 1) Hak seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman dan memuaskan serta mempunyai kapasitas untuk bereproduksi; 2) Kebebasan untuk memutuskan bilamana atau seberapa banyak melakukannya; 3) Hak dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh informasi serta memperoleh aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik secara ekonomi maupun kultural; 4) Hak untuk mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang memadai sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani proses kehamilan secara aman.
Kesehatan Reproduksi Remaja
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan repoduksi yaitu :
1.     Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual  dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
2.    Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan  remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb).
3.    Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli kebebasannya secara materi, dsb).
4.    Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual , dsb

oh iya nih ada FAKTA DAN MITOS Kesehatan Reproduksi baca yaa : 

1. MITOS: Permpuan yang lebih cepat mendapat haid pertama = perempuan nakal
FAKTA: Tidak ada hubungannya antara menarche dengan perilaku nakal. Menarche pada usia 10-15 tahun dipengaruhi faktor gizi dan keturunan. Semakin muda usia menarche, semakin tua usia menopause.

2. MITOS: Perawan akan berdarah pada hubungan seks pertama atau malam pertama
FAKTA: Keperawanan punya aspek fisik yang mengacu pada selaput dara dan aspek sosial yang mengacu pada seorang yang pernah berhubungan seksual. Selaput dara memiliki bentuk elastis. Perempuan akan mengeluarkan cairan vagina jika terangsang sehingga tidak semua perempuan mengalami pendarahan saat berhubungan seks untuk pertama kalinya.

3. MITOS: Masturbasi atau onani hanya dilakukan pria dan menyebabkan dengkul kopong
FAKTA: Masturbasi bisa dilakukan baik perempuan ataupun laki-laki. Dan perilaku ini bisa menyebabkan luka, keletihan dan kelelahan jika berlebihan, merasa berdosa dan tidak konsentrasi, ketergantungan dan tidak merasa butuh pasangan.

4. MITOS: Orang hiperseks, jalan mengangkang dan bentuk bokong rata
FAKTA: Ini tidak berhubungan dan hanya pasangannya yang tahu bahwa ia hiperseks.

5. MITOS: Payudara bisa diperbesar dengan meremasnya
FAKTA: Besar kecilnya payudara disebabkan faktor keturunan. Meremas hanya memperbesar sementara karena rangsangan. Sementara itu, payudara besar tidak mempengaruhi jumlah produksi ASI.

6. MITOS: Hubungan seks sekali tidak menyebabkan hamil
FAKTA: Pertemuan sperma dan sel telur dapat menyebabkan kehamilan walaupun hanya berhubungan seks sekali.

7. MITOS: Makan nanas menyebabkan keguguran
FAKTA: Apapun yang dimakan secara berlebihan akan menyebabkan gangguan. Pengaruh makanan akan berdampak pada lambung dan usus, bukan pada alat reproduksi.

4 Cara Jaga Organ Reproduksi: 
1.Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari.
2.Bersihkan kotoran dari arah vagina ke anus dengan air bersih dan gerakan vertikal dengan handuk bersih atau tisu, kering, tidak lembab dan berbau 
3.Cukur atau rapikan rambut kemaluan.
4.Hindari memakai celana ketat dan menggunakan pembilas vagina kecuali ada indikasi medis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar